[Ficlet] ARMY’s Anniv Gift, 1st – Nakayoshi

FB_IMG_14368614728431551

Seokjin x Soonji

Enjoy!

“Kenapa kau selalu meluangkan waktu berhargamu untuk berkunjung kemari?” Sosok pria dengan jas putih juga stetoskop yang menggantung di lehernya berujar sambil tersenyum. Ruangan serba putih dengan bau semerbak obat menyentak indera penciuman kedua orang itu. Namun semuanya terasa biasa saja, karena setiap harinya tak henti menghirup aroma semacam ini.

Gadis di depannya tersenyum. Ia meraih secangkir latte yang disajikan untuknya di atas meja. Menghirup aromanya, dan perlahan menghisap cairan kecoklatan itu.

“Kau bilang aku punya penyakit lambung, tapi selalu diberi kopi setiap kemari.” Gadis itu terlihat protes, namun tak menghilangkan senyumnya. Mengabaikan pertanyaan Seokjin sebelumnya.

“Bodoh. Itu salahmu. Hanya ada mesin kopi di ruanganku.” Seokjin menjitak pelan ujung kepala gadis di depannya sembari terkekeh. Pria itu menikmati juga kopinya dengan damai. Lagipula, Soonji selalu menerima kopi buatannya walaupun ia mempunyai penyakit lambung.

Soonji mencibir, “Dokter macam apa yang membiarkan pasiennya kambuh?”

“Dokter macam apa yang tak bisa mengatur kesehatan dirinya sendiri?” Seokjin membalas dengan cepat. Keduanya terkekeh bersama. Lalu kembali berkutat dengan kopi pada tangannya masing-masing.

Balutan jas putih dengan celana kain panjang menutupi tubuh gadis itu. Bisa dikatakan, kedua orang yang tengah berbincang di ruangan Seokjin memiliki profesi yang sama. Mereka -atau lebih tepatnya Soonji- selalu menghabiskan waktu luangnya untuk berdiam di ruangan pribadi Seokjin. Tak peduli langit mulai gelap dan gedung berbau obat itu mulai sepi. Para dokter memang terkadang berdiam lebih lama di Rumah Sakit jika memang memiliki waktu luang untuk sekedar bercengkrama dengan teman seprofesinya.

“Apa maksudmu? Seharusnya kau bisa lebih mengaturku. Aku ini dokter spesialis anak, bukan dokter untuk manusia seumuranku!” Soonji kembali mengomel. Namun masih setia menghisap kopi kesukaannya.

“Bukankah sudah jelas? Kau bisa menangani dirimu sendiri. Kau ini anak kecil, Ji.” Seokjin kembali menjitak kepala gadis di sebrangnya. Lalu terkekeh geli setelahnya.

Soonji membalas perbuatan pria itu dengan cara yang sama. Kembali menjitak ujung kepala pria itu sembari berujar, “Ya ampun, aku terlalu jenius untuk ukuran anak kecil. Dasar orang tua!”

Mereka selalu hanyut dalam tawa setiap harinya. Tanpa bosan, pasti ada topik yang bagus untuk dibicarakan. Baik masalah konsultasi mengenai kesehatan, masalah pribadi, atau mengenang memori mereka yang sudah dibuat sejak 15 tahun yang lalu. Tak bisa dipungkiri bahwa Seokjin dan Soonji merupakan dua teman yang sangat akrab.

Namun, apakah hubungan dalam pertemanan lawan jenis dalam jangka waktu yang lama akan membuat perasaan keduanya tetap sama?

Jawabannya, tidak.

Sekuat apapun ia menyangkal bahwa mahkluk di depannya hanya sebatas temannya, namun siapa sangka selalu ada getaran yang muncul kala bertatap mata. Soonji bukan orang yang mudah menyukai lawannya, namun Seokjin adalah orang yang terpilih untuk bisa menarik perhatiannya selama ini.

Gadis berprofesi mulia itu memandang pria di depannya yang tengah menyesap kopi buatannya. Entah mengapa, sulit untuk merasa bosan ketika ia berbincang bersama pria itu. Sulit pula untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan. Seolah menjadi peramal, gadis itu dapat memprediksi hubungan keduanya akan terlihat rancu jika ia memberi tahu perasaan yang sebenarnya.

“Hey, apa aku setampan itu?” Teguran Seokjin membuat lamunan gadis bersurai kemerahan itu tersadar. Ia kemudian berdecak, malas menanggapi pernyataan narsis yang dilontarkan Seokjin. Walaupun ia tak dapat menyangkal pula jika Seokjin memang pria yang tampan.

Seokjin hanya terkekeh ketika mendapat balasan hanya berupa decakan yang tak berarti. Ia menyimpan cangkir kopi yang hampir habis ke atas meja. Tepatnya ke atas meja yang sedari tadi menjadi sekat antara mereka berdua.

“Kau memang sahabatku yang paling menggemaskan, Soonji.” Ujarnya sembari meraih pipi tirus gadis itu dan mencubitnya dengan gemas. Kaget akan perlakuan Seokjin, Soonji tanpa sadar membelalakan matanya. Tubuhnya seakan mematung.

Serasa ada banyak ledakan di dalam dadanya yang menyerukan sebuah rasa bahagia. Sahabat? Oh, baiklah. Walaupun pria di depannya tak melihat gadis tirus itu sebagai wanita, namun hubungan yang lebih dari sekedar teman semacam sahabat membuatnya berasa melayang ke luar angkasa.

“S-Sahabat?” Soonji tergagap ingin memastikan. Namun hanya dibalas oleh senyuman manis dari pria di sebrangnya.

Seokjin berdiri, membebankan kedua tangannya yang bertumpu di atas meja. Ia mencondongkan badannya ke depan, membuat jarak di antara keduanya semakin tipis. Sedangkan Soonji sekarang berkamuflase menjadi patung berpipi merah yang tengah membawa secangkir kopi yang sudah kosong.

“Bukankah hubungan persahabatan lebih erat, Ji? Persahabatan tak mengenal kata putus, kan?” Seokjin berujar lembut. Kembali mendekatkan wajahnya pada wajah gadis di depannya. Membiarkan stetoskop bergelantungan bebas di lehernya.

“Aku juga pria, Ji. Aku membutuhkan wanita sepertimu. Namun kata kencan seolah menjadi perusak hubungan kita selama ini. Bagaimana kalau kita bersahabat? Hm?” Seokjin menghapus jarak di antara mereka. Seolah mengacuhkan meja kerjanya yang sedari tadi menjadi pemisah. Membiarkan gadis yang mematung itu mengerjap beberapa kali. Tentunya dengan wajah merah padam, tekanan darahnya seakan naik. Jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya.

Seokjin melepas tautan mereka. Kembali ke posisi semula dengan tenang. Tenang, tanpa melepas senyuman dan tatapannya pada gadis itu. Sangat tenang, sampai ia kembali meraih cangkir kopi yang kosong dan kembali menghisapnya.

Tidak, Seokjin sebenarnya gugup. Dia sedang bermain peran saat ini.

“Jin, bukankah seharusnya kita berkonsultasi dengan dokter bagian organ dalam? Jantungku sepertinya akan rusak.”

Fin.

A/N : Ini latpost. Anniv ARMY udah lama, tapi saya baru post sekarang :v Oke, ini aneh :’v sebenernya nulisnya maksa. Lagi gaada inspirasi sih wkwk -_- tapi ya saya gaenak kalo ga bikin. Udah ngejanjiin sih :v aku gamau php wkwk.. Intinya, kritik dan saran sangat dibutuhkan.

Happy 2nd Anniversary, ARMY

3 thoughts on “[Ficlet] ARMY’s Anniv Gift, 1st – Nakayoshi

  1. kkkk aduh itu si abang nyium Soonji maksudnya? sweet.. tapi sayang mereka hanya sebatas sahabat ><
    semoga ke depannya hubunga mereka lebih dari sahabat :v
    oyaaa… gua mau review bepp.. kapel fav gua di sini tuh Yoongi-Rain sama Tae-Ra/? kenapa? karena mereka kapel yang lucuuuu ^^
    bepp.. maapkeun kalo gua snsd/? (sksd maksudnya) sama elu. guamah gini orangnya :v
    bep bagi sosmed lu dongs. twitter, fb, bbmnya juga boleh 😀
    respon kali bep… wkwkw
    gua tunggu responnya :v

    1. Waaaa tq tq tq :3 saya slow respon maafkan,emang orangnya lemot sih/? :3 sksd lebih baik daripada silent reader :’v sosmed ya? Fbnya Zulfa Nabilah Jupret, ID Line:julpa1030, pin:7d455a24 🙂

Leave a comment