[FF] Snowflake

baekyeol2p-pngdAuthor : Zulfa

Cast :

–          Byun Baekhyun

–          Park Chanyeol

Genre : Friendship

Disclaimer : All cast belong to God but Chanyeol’s mine kkk… don’t think to plagiating this ff because it’s too bad.

WARNING! : TYPO(S), CHEESY, TOO MUCH DIALOGUE

 

Enjoy!

 

 

 

 

 

 

Ocehan seorang Byun Baekhyun, siswa Kirin highschool yang juga teman sekaligus sahabat dari Park Chanyeol terus terdengar tak berhenti. Chanyeol dengan sabar mendengar semua ocehannya entah itu penting ataupun tidak. Tapi telinga perinya itu akan setia medengar semua kalimat yang keluar dari pria disampingnya karena Baekhyun sahabatnya.

Chanyeol memang mempunyai sifat yang sedikit unik, dia akan terus berbicara layaknya Baekhyun saat ini dikala dia dalam mood dalam berbicara, dan diam seketika ketika moodnya hilang. Tapi telinga peri Chanyeol tak akan mati hanya karena mood, telinga besarnya itu masih bisa mendengar dengan baik.

“Chanyeol-ah, that was fu*kin’ awesome you know?” Baekhyun berbicara tentang kekagumannya saat berlibur minggu lalu. Dia menceritakan bagaimana hari bahagianya saat berkumpul bersama saudaranya disana, menari, bernyanyi, semuanya ia lakukan bersama saudaranya.

Chanyeol masih diam. Kali ini makin bungkam. Ia berpikir, tak seharusnya seseorang menyatakan kekagumannya dengan menggunakan bahasa yang kasar. Walaupun Chanyeol tahu sifat Baekhyun yang terkadang berbicara bahasa kasar, entah itu disengaja ataupun tidak Chanyeol tidak tahu.

Chanyeol menyayangkan semua itu. Ia tahu Baekhyun adalah seseorang yang cukup pintar jika dibandingkan dengannya. Baekhyun sering mendapat gelar petama juara kelas. Berbeda dengannya yang hanya menyusul pada urutan kedua atau ketiga.

Tapi Chanyeol bingung, apakah otak Baekhyun tak pernah digunakannya untuk berpikir tentang attitude? Seringkali guru-guru di sekolah mengingatkan mereka tentang attitude dan semua murid memang memperhatikan. Tapi sebagian dari mereka hanya menganggap semua itu angin lalu. Termasuk Baekhyun.

Entahlah, Chanyeol benar-benar bingung saat ini. mungkinkah Baekhyun akan mendengarnya jika ia membicarakan masalah ini padanya? Dan kali ini pria yang sering disebut tiang listrik atau tower itu akan mencobanya.

“Baekhyun-ah” suara berat Chanyeol bersamaan dengan kendaraan-kendaraan di jalan raya memenuhi gendang telinga Baekhyun. Baekhyun melihat Chanyeol sekejap tanda menanyakan ‘wae?’

“Sebaiknya kau tidak berbicara bahasa kasar” ucap Chanyeol berusaha tenang. Berharap semoga Baekhyun mendengarnya kali ini.

“Waeyo?? Kenapa kau ini tiba-tiba berbicara seperti itu?” Baekhyun menyeringai dan mempererat mantel coklat tebalnya untuk menahan angin musim dingin di perjalanan pulang mereka.

“Itu… Hanya saja… Aku tidak suka” jawab Chanyeol menunduk. Melihat selimut salju putih yang dia injak. Chanyeol semakin berharap Baekhyun bisa benar-benar mendengar dan menuruti kemauannya kali ini. Bagaimanapun Chanyeol menginginkan yang terbaik untuk sahabatnya itu.

“Cih, kau ini bodoh, tolol, atau bagaimana? Semua remaja zaman sekarang memang bergaya bahasa seperti ini” balas Baekhyun dengan nada sinis. Kalimat itu benar-benar tak ingin didengar oleh Chanyeol. Itu seperti sihir penghambat menuju kedamaian.

“Aku tidak” Chanyeol dengan cepat menyangkal. Uap putih keluar dari mulutnya saat ia berbicara. Walaupun tubuhnya sangat dingin saat ini, tapi hatinya terbakar. Baekhyun benar-benar tak mau mendengarnya sedikitpun.

“Aku tidak” Chanyeol mengulangnya. Mencoba memberitahu Baekhyun bahwa dia sedang tersesat di jalan yang salah.

“Itu hanya karena kau tidak normal Chanyeol-ah” Baekhyun menjawabnya dengan tenang. Sangat tenang, ringan, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Seperti air danau saat musim semi.

Chanyeol kembali bungkam. Memang dia tidak terlalu pandai dalam menegur seseorang. Walaupun Baekhyun sudah sangat dekat dengannya, tapi ia sangat merasa canggung disaat-saat seperti ini.

Tapi Chanyeol tidak menyerah, ia tetap membulatkan tekadnya untuk mengubah Baekhyun menjadi lebih baik lagi. Karena Baekhyun adalah sahabat yang sudah sepatutnya dia tegur jika Baekhyun berbuat salah.

“Kau yang tidak normal, Baekhyun-ah. Tidak sepatutnya kau berbicara kasar, bukan hanya kau atau aku yang mendengar dan menerima perkataan itu dengan biasa saja. Tapi orang lain juga dengar dan mungkin mereka tidak suka” Chanyeol mencoba menjelaskan dengan tenang. Ia harus bisa menyusun kata-kata dengan baik agar Baekhyun menurut.

“Kau benar-benar bodoh, Chanyeol. Hanya kita berdua yang sedang berdialog saat ini, tidak ada orang lain yang mendengar perkataan kasarku” lagi dan lagi Baekhyun menjawabnya dengan sangat tenang tanpa beban. Uap putih keluar beriringan dengan nafas kedua sahabat itu yang emosinya sedang naik turun.

“Tapi ketika kau berbicara dengan teman-temanmu yang lain? Apa kau tidak memikirkan mereka? Jangan menjadi egois Baekhyun” udara semakin dingin, membuat mereka berdua lebih mengeratkan mantel bulu tebalnya.

Baekhyun menengadahkan kepalanya, seperti berawang-awang memikirkan sesuatu. Perjalanan mereka terhenti karena Baekhyun. Chanyeol melihatnya seolah Baekhyun sedang memikirkan dan mencoba merubah dirinya sesuai dngan apa yang telah Chanyeol jelaskan.

“Chanyeol-ah…”

“Ne?” Harapan Chanyeol sudah sampai di ubun-ubun.

“Salju mulai turun”

Bodoh. Baekhyun bodoh.

“Baekhyun-ah kumohon dengarkan perkataanku”

“Aku mendengarnya”

“Tapi kau tidak menyimaknya dengan baik”

Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan dingin nan tajam, dia terlihat marah. Tatapan Baekhyun membuat Chanyeol sedikit merinding. Baru kali ini Chanyeol mendapat tatapan seperti itu dari sahabatnya.

“Baek—“

“Diamlah. Kenapa kau mengurusi kehidupanku? Ini hidupku, ini aku dengan jiwa dan sifatku yang seperti ini. kenapa kau tiba-tiba ingin merubahnya? Ini aku Byun Baekhyun dengan jati diriku. Jangan ikut campur urusanku!” Baekhyun berteriak didepan wajah Chanyeol. Wajahnya penuh dengan amarah. Sebegitu marahkah dia?

“Kau belum menemukan jati dirimu Baekhyun-ah” jawab Chanyeol menunduk. Mencoba lagi menyangkal bahwa apa yang Baekhyun lakukan bukan hal yang benar.

“Kau benar-benar sudah gila Chanyeol-ah! Sudah ku bilang jangan ikut campur kehidupanku! Aku bahkan lebih tua darimu! Mana sopan santunmu pada orang yang lebih tua, huh?!” Baekhyun kembali membentak Chanyeol.

Chanyeol semakin menunduk, meremas kedua tangannya didalam saku mantel tebal yang dipakainya. Dia begitu gemas atas kelakuan Baekhyun yang begitu sulit diberi tahu. Padahal dia hanya ingin yang terbaik untuknya.

“Kau menuntut sopan santun dariku? Kau sendiri bagaimana? Apa berkata kasar kepada semua orang menunjukan sopan santunmu?” Chanyeol berusaha menjawab dengan tenang seperti Baekhyun yang sedari tadi hanya menjawab perkataannya dengan cara itu.

“Sudah kubilang itu memang sifatku yang sudah mengalir dalam darahku. Kau tidak bisa mengubahnya, bodoh” Baekhyun masih bersikukuh dengan pemikirannya.

“Itu bukan jati dirimu. Kau tersesat. Tuhan menciptakan kita dengan hati yang putih seperti salju-salju putih yang turun saat ini. Dengan hati bersih, putih, lembut, dan disukai semua orang ini apa kau berpikir hati kita akan berbuat hal negative? Tentu tidak. Tuhan menciptakan kita dengan wujud sebaik-baiknya. Dan…”

Chanyeol mengambil salju dari tanah, membentuknya seperti bola, dan berkata melanjutkan “Ini hatimu, sudah sedikit kotor dengan kata-kata kasarmu. Tapi jika dibersihkan sedikit, mungkin saja salju ini akan bersih kembali. Begitu juga hatimu. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini Baek”

Baekhyun memalingkan wajahnya. Wajahnya masih menggariskan amarah besar. “Sudah kubilang jangan ikut—“

“Apa kau akan terus berada pada jati dirimu yang tidak orang lain sukai? Tidak mencoba untuk berubah?” Chanyeol terus berusaha membujuk Baekhyun agar tersadar atas perbuatannya.

“Jika orang lain atau bahkan kau tidak menyukaiku, pergilah! Aku tidak butuh kalian yang hanya bisa mencampuri urusan orang lain! Masih banyak orang di luar sana yang bisa menerimaku apa adanya! Begitu pula mereka yang menerimaku dengan sikap dan sifatku selama ini!” Baekhyun memang benar-benar keras kepala. Sulit sekali bagi Chanyeol untuk menasihatinya.

“Jika tidak ada orang yang kau maksud di dunia ini?” Chanyeol membalas dengan suara yang cukup pelan. Dia tak pernah berdebat dengan Baekhyun layaknya kali ini. dia juga tak berniat berdebat dengan Baekhyun. Hanya saja, dia menyayangi Baekhyun sebagai sahabatnya. Sudah sepantasnya bukan seorang sahabat mengingatkan sahabatnya jika melakukan hal yang kurang baik?

Baekhyun menghela napas kasar. Tak tahan dengan pebuatan Chanyeol yang menurutnya begitu kekanakan. Dia hanya berbicara kasar, lalu apa? Itu hanya masalah kecil bagi Baekhyun.

“Kau benar-benar… Ya, aku hanya berbicara kasar! Tidak lebih dari itu! Dan sudah ku bilang pula sifat ini sudah mengalir dalam darahku!”

“Aku takut kau terjerumus ke lubang yang lebih dalam, lebih suram, lebih gelap, dan sulit untuk keluar dari sana. Selagi masih dangkal, lebih baik lubang itu kau tinggal Baekhyun-ah. Dan apa katamu? Sifat ini sudah mengalir dalam darahmu? Jika begitu, darahmu akan menjadi darah yang sangat kotor. Dan kau harus mencegahnya dengan mencuci darahmu sejak dini. Mencegah bertambahnya darah kotor itu dalam tubuhmu” ucap Chanyeol yang masih menunduk sejak tadi, tak mau menatap Baekhyun.

“Kau sangat bodoh Park Chanyeol! Pikiranmu masih kekanak-kanakan! Mana mungkin aku melakukan cuci darah untuk menghilangkan sifat burukku?! Aku bukan seserang yang mempunyai penyakit darah, tolol!” Baekhyun mendorong kecil kepala Chanyeol dengan jari tangannya.

“Kau tidak mengerti maksudku… kau bisa mencucinya dengan tidak berkata kasar mulai dari detik ini. mencoba kembali lagi menjadi salju putih kecil dan bersih yang turun menghiasi musim dingin.” Jelas Chanyeol sangat sabar. Dia tidak seperti seseorang yang sedang dalam emosi tinggi. Usaha tenangnya itu cukupp berjalan lancar, walau rasa gugupnya belum bisa terbayarkan.

“Berhentilah Chanyeol! Bahkan kau bertindak seperti pengecut yang tak berani menatapku!” Baekhyun terus mengeluarkan bentakan kasar di depan wajah sahabatnya itu. meluapkan semua emosi yang ada pada dirinya saat ini.

“Aku bersyukur menjadi penakut, aku akan selalu takut berbuat salah, aku akan selalu takut melakukan dosa dan tersesat yang juga akan mengikis hatiku. Aku akan selalu takut aku bukan lagi satu dari banyaknya salju yang turun, aku akan selalu takut untuk semua itu.” Chanyeol berusaha menatap Baekhyun.

“Lebih baik kau pikirkan lagi, mencoba menjadi salju baru yang turun akan lebih menyenangkan daripada tetap menjadi salju yang terus terinjak, kotor, dan mencair bersama kotorannya. Dan juga, jangan pernah mengatakan ‘ini hidupku, bukan hidupmu! Jangan mencampuri urusanku!’. Kumohon jangan berkata seperti itu lagi, itu menyakitiku. Aku merasa mati dan tak berguna jika aku hidup dengan mendiamkanmu Baek. Aku pergi, annyeong” jawab Chanyeol melambaikan tangan dan benar-benar pergi meninggalkan Baekhyun yang masih diam. Mencoba mengontrol emosinya dan mencerna semua kata-kata Chanyeol dibawah salju yang masih menghujaninya. Tak merasa kedinginan sedikitpun. Yang ada di pikirannya hanyalah ‘apakah aku harus mencoba menjadi salju yang baru?’

THE END

Oke, endingnya keliatan lebih geje dari apa yang saya bayangkan. Dan maafkan untuk foto yang ga nyambung sama cerita XD kkk…. Comment juseyo~

2 thoughts on “[FF] Snowflake

Leave a comment