[Ficlet] Love Is Not Over

unnamed (11)

Author: ZulfArts||Cast : Ma Raemi (OC), Min Yoongi (BTS), Park Jira (OC)||Genre: Romance, Friendship, Hurt||Length : Ficlet||Rating : T

Disclaimer : This FF is pure from my mind. Has been shared on my own FB account. Don’t be silent reader! Leave a comment below 🙂

Enjoy!

 

Petikan gitar terasa memekakan gendang telinga. Terasa damai dan tenang mendengarnya. Tak terkecuali untuk gadis yang diam-diam menikmati dari jarak yang cukup jauh. Terasa damai, namun gemuruh di dalam dadanya tak bisa diabaikan.

Bisa saja, ia menghampiri si pemain gitar dan berbincang dengannya sembari menghabiskan waktu. Namun, itu hal yang tidak berguna. Lelaki bermata sipit itu tahu semuanya sebelum ia mengungkapkannya sendiri. Ya, lelaki itu tahu jika ada gadis yang diam-diam menyukainya. Temannya sendiri.

Lebih ironis ketika mengingat bahwa Yoongi-lelaki itu- adalah salah satu teman dari gadis yang menyukainya saat ini. Terasa sulit untuk sekedar menyapanya sekarang. Ma Raemi bahkan tak bisa hanya sekedar menatap pria itu, karena pada akhirnya hanya sebuah tatapan dingin tak berarti yang akan ia dapat. Ia tak bisa mendekati Yoongi, karena pada akhirnya akan ada benteng pemisah diantara mereka berdua.

Mengapa hal yang orang sebut kebahagiaan malah terasa sangat menyakitkan untuknya?

“Hey, jangan terus memikirkan si mata sipit itu! Ia bahkan terlihat sangat menyebalkan ketika tersenyum!” Jira memecah lamunan Raemi yang masih dipenuhi nada-nada petikan gitar yang indah diciptakan Yoongi.

“A-Aku tak memikirkannya… K-Kau salah paham, Jira.” Ujar Raemi setengah gagap. Ia payah dalam menyembunyikan sesuatu. Dan akan menjadi sangat payah ketika ia diberi tugas untuk berbohong.

“Apa aku bisa kau tipu? Semuanya terlihat sangat kentara, Raemi. Kau tak bisa dengan mudah membohongiku dengan aktingmu yang payah itu!” Jira malah merendahkan sahabatnya yang masih terlihat bersedih. Pasalnya, sekeras apapun ia berusaha untuk berbohong, pada akhirnya sahabatnya ini akan tahu dan berakhir dengan mengolok-olok aktingnya yang terlihat buruk.

“Baiklah, kau menang. Kau selalu menang, Jira.” Perlahan gadis itu mulai menelusupkan wajahnya di antara tangannya yang dilipat di atas meja. Jira kembali berdecak. Tak tahan melihat sahabat baiknya seperti ini.

“Apa sulitnya melupakan si sipit itu?! Dia sudah membuatmu kebingungan selama ini karena sikapnya, Raemi!” Tanpa sadar ia menaikkan nada suaranya. Membuat alunan petikan gitar yang sedari tadi dimainkan terhenti.

Mungkin suara yang dihasilkan Jira terlalu keras. Gadis itu terlalu gemas. Sedangkan yang membuatnya gemas sendiri tidak berbuat apapun. Membiarkan Yoongi mendelik kemudian menghampiri kedua gadis itu.

“Haruskah kau seperti ini karena aku? Kau membuatku merasa buruk.” Ujarnya pelan. Ia berdiri di samping meja Raemi, masih dengan gitar yang menggantung di tubuhnya.

Belum sempat Jira membuka suara, “Kau memang buruk, Yoongi.” Raemi terlebih dulu menyelanya. Membuat dua pasang mata yang menatapnya membulatkan matanya. Satu sisi berkata ‘Yeah! Kau benar, Raemyun(Pelesetan nama Raemi+Ramyun)!’ di dalam hatinya, dan di sisi lain tercengang mendengar tutur katanya.

“Lalu….”

“Kau membuatku sakit, namun tak bisa membuatku meninggalkanmu. Aku bukan orang yang mudah berpaling hati, Yoongi.”

Hening. Bahkan Jira yang awalnya bersurak dalam hati kini hening. Hatinya serasa ikut dicabik mendengar kata-kata Raemi. Ia mengenalnya bertahun-tahun. Tentu saja ia tahu tentang sifatnya yang mudah mencintai, namun sulit melupakan.

Yoongi menghela napas panjang. Memejamkan mata sipitnya sejenak. Ia merasa benar-benar buruk karena gadis itu. Namun bukan hal yang baik juga baginya untuk mengabulkan permintaan Raemi untuk menjadi pendamping. Ia pun tak bisa menjalin hubungan yang tak ia harapkan. Gadis ramyun itu hanya bukan tipenya.

“Raemi, mungkin ini menyakitkan untukmu. Namun aku tak bisa terus merasa bersalah karenamu. Aku kencan dengan Rain, kurasa kau benar-benar harus melupakanku.” Yoongi berkata dengan aksen yang sangat dingin. Bahkan ia terlihat layaknya es batu yang berbicara di depan Raemi. Perkataannya bagaikan es runcing di gua musim dingin yang menancap tepat di jantungnya.

Kemana hati Yoongi? Ia terlalu kuat untuk bisa menghancurkan gadis lemah di hadapannya.

“K-kau gila?” Jira tak kuasa menahan emosinya. Mulutnya serasa sulit terkatup karena kaget. Sedangkan gadis yang satunya masih saja asyik meredam duka dalam dekapan tangannya sendiri.

“Aku hanya ingin membuatku nyaman. Mungkin dengan berita ini, kau sedikit menggerakan hatimu untuk tidak menyukai pria yang sudah memiliki teman kencan.” Ujarnya masih dengan nada yang teramat dingin. Yoongi seperti orang yang kehilangan akal sehatnya. Layaknya seorang psikopat yang membunuh korbannya secara perlahan.

Seperti apa bentuk hati Raemi saat ini?

“Cinta memang menyakitkan, namun mengucapkan selamat tinggal terdengar lebih buruk untukku.”

Yoongi berdecak, dan akhirnya melengang pergi. Bak robot yang didesain untuk menghancurkan hati manusia, ia pergi tanpa memikirkan hati gadis yang dilukainya.

Raemi masih menangkup wajah dalam tangannya. Sesekali pundaknya terlihat naik turun karena terisak. Jira benar-benar tak tahan dengan kelakuan si mata sipit. Jika tidak ada larangan untuk menancapkan pisau di bola mata manusia, mungkin ia sudah melakukannya untuk mata sipit milik Yoongi.

Ia mengelus beberapa kali rambut sahabatnya. Menyakitkan juga untuknya melihat sahabatnya sendiri mati telak di hadapannya. Seharusnya ia melawan, atau hal lain yang dapat menghindarkan sahabatnya dari mulut tajam milik Yoongi. Namun ia hanya diam sedari tadi. Seolah membiarkan gadis di depannya tercabik habis tanpa ingin membantunya. Oh baiklah, Jira juga merasa buruk saat ini.

“Raemyunii… Jangan menangis…” Hanya kalimat itu yang dapat ia sampaikan sembari tetap mengelus rambut sahabatnya.

Raemi terisak sejenak, sulit baginya untuk terlihat baik-baik saja saat ini.

“Aku akan membantumu melupakan si mata sipit itu. Akan kubunuh dia jika pemerintah mencabut peraturan tentang hak asasi manusia!” Gadis itu mengoceh tak karuan. Sedangkan Raemi tengah mengatur napasnya agar menjadi lebih baik.

“Yang terjadi biarlah terjadi, Jira. Kurasa Tuhan memang menakdirkanku untuk bernasib buruk saat ini…

“Sulit untukku bisa keluar dari jurang tak berdasar…

“Aku tetap mencintainya. Dan biarkan Tuhan yang mengatur segala skenarionya untukku.

“Aku tahu Tuhan adil, jadi aku menyerahkan segala rasa sakitku pada-Nya. Biarlah Ia yang menggantikannya dengan kebahagiaan di masa yang akan datang.”

Raemi akhirnya berujar panjang lebar. Namun tetap tidak membuat perasaan Jira semakin tenang. Jira kehabisan akal untuk melunakkan pikiran sahabatnya yang beku karena terus memikirkan si mata sipit.

Hingga ia berakhir dengan menghela napas berat. “Kuharap kau tidak terus menerus menyakiti dirimu, Raemi.”

“Ya, biarlah Tuhan yang menemanimu saat ini. Aku tak bisa berbuat apapun tentang takdir.”

Fin.

4 thoughts on “[Ficlet] Love Is Not Over

  1. Oh God… Yoongii~ Kenapa kamu jahat banget disinii ~^~ /BunuhYoonGi /?
    Kakakk, kenapa Yoongi jaat banget T-T Aku nyesek sendiri baca kalimat yang Yoongi ucapkan buat Raemi itu T-T

    Keep writing kakk~~ :””

    1. Nahloh :’v ini curhat/? wkwkwk ngga deng, doiku ga sejahat Yoongi :v makasyiiiih :’3 makasih udah mau dateng lagi kesini /gak :v

  2. Yoongiiiiii… payah luu.. bisanya cuma nyakitin hati cewe, mana ngomongnya juga dingin lagi 😥
    aduh Raemi yang sabar yaaa… tabahkan hatimu. hahh..nyesek sekali ><

    1. Jangan jadi gasuka sama yoongi ya :’v dia emang jaat disini, hiks :’v makasih lagi udah baca dan review❤❤

Leave a comment