[Chapter 2] Hold Me Tight

unnamed

Author: ZulfArts||Cast : Park Jira (OC), Kim Taehyung (BTS)||Genre: Romance, Thriller, Gore||Length : Chaptered||Rating : PG-17

Disclaimer : This FF is pure from my mind. Has been shared on my own FB account. Don’t be silent reader! Leave a comment below 🙂

Previous Chapter : Chapter 1

Enjoy!

 

The first thriller and chaptered fanfiction,

ZulfArts proudly presents…

 

Chapter 2

“Genggam aku, dan peluklah”

 

“Apa aku perlu meninggalkan pekerjaanku dan berubah menjadi orang baik? Setidaknya orang baik tak akan hadir dalam mimpimu, kan?” Taehyung bukan takut mati. Lebih tepatnya ia takut satu-satunya gadis yang dicintainya merasa kesepian dan terpukul jika suatu hari Jira bermimpi tentangnya.

Jira menghela napas pelan, berusaha menahan air matanya yang hendak keluar kembali. “Kau ingat Namjoon? Ia seorang pengedar narkoba. Tapi ia telah berubah dengan pekerjaan yang lebih baik, bekerja paruh waktu di pom bensin dan minimarket. Namun apa yang terjadi? Ia tetap hadir dalam mimpiku dan terbakar hidup-hidup dalam kebakaran pom bensin bulan lalu.”

“Jadi… Maksudmu… Sekali jahat akan tetap jahat? Apa aku tak punya kesempatan untuk menjagamu lebih lama?” Taehyung semakin erat menggenggam tangan gadisnya. Sedangkan Jira kembali mengeluarkan kristal bening dari matanya, tak kuat jika membayangkan suatu hari nanti ia bermimpi tentang Taehyung dan segalanya terjadi dengan buruk.

Gadis itu merangkul pria di depannya ke dalam peluknya. Masih enggan memejamkan mata walaupun matanya terasa perih karena air matanya. Keduanya saling mengeratkan pelukannya posesif, seakan akan pergi dan tak pernah kembali di esok hari.

“Aku adil terhadap semua orang, menerima kematian mereka walau aku merasa bersalah. Tapi aku tak bisa membagi keadilan itu untukmu, Tae.” Ujarnya sembari terisak. Taehyung semakin mempererat pelukannya. Ia sendiri tak bisa membagi keadilannya untuk gadis ini. Walaupun ia bersifat tidak manusiawi di luar sana, namun tak akan pernah bisa ia melakukan hal semacam itu pada gadis kesayangannya.

Hening kembali. Hanya suara isakan gadis itu yang memenuhi seluruh ruangan. Ayam goreng yang Taehyung beli dibiarkan begitu saja, tak tersentuh lagi sedikitpun. Pria itu melepaskan peluknya. Menangkupkan kedua tangannya pada wajah gadis tirus di depannya. Ia mengecup bibir gadis itu hangat, “Aku akan selalu ada di sisimu, sayang.”

***

Hari ini, Taehyung tidak berniat pergi untuk melaksanakan pekerjaan hinanya. Ia lebih memilih tinggal di rumah sewa kecilnya bersama Jira. Seorang pembunuh bayaran tentunya mendapat banyak bonus di setiap pekerjaannya. Hal itu pula yang membuat Taehyung santai karena uangnya tak akan habis hanya untuk biaya hidup untuk dirinya dan gadisnya.

Taehyung mulai membersihkan ruang tengah, ruangan yang juga dipakai sebagai ruang tamu, kamar tidur, dan dapur. Ya, mungkin masih berfungsi sebagai ruang tamu jika ada orang yang berniat bertamu ke rumah mereka. Namun sayangnya pembunuh bayaran tidak membutuhkan tamu.

Rumah sewa itu hanya terdiri dari ruang utama dan satu kamar mandi. Taehyung mulai merapikan pecahan kaca yang tergeletak dimana-mana. Ia tak ingin pecahan kaca itu melukai gadisnya yang kini diam memperhatikan di atas tempat tidur. Pria itu mengembalikan barang-barang yang berserakan di lantai ke tempatnya semula.

Pria yang memakai kaos hitam pendek juga celana training itu tersenyum ketika pekerjaannya dirasa sudah beres. Segera ia menghampiri gadisnya yang tengah duduk dengan posisi favoritnya, memeluk lutut yang ditekuk. Jira juga tersenyum ketika kekasihnya itu menghampiri dan mengambil tempat duduk di sebelahnya.

“Kau merasa lebih baik?” Tanya pria itu tanpa menghilangkan senyumnya. Gadis di sebelahnya menyandarkan kepala pada pundak Taehyung.

“Aku merasa baik selama kau ada di sini.” Balasnya, masih dengan lutut ditekuk yang ia peluk. Tangan Taehyung merangkul pundak gadisnya, menyatukan keheningan ruangan itu dalam dekapan hangat mereka berdua.

“Taehyung, mataku cepat mengantuk jika menangis.” Jira memecah kesunyian. Ia mendongak, mendapati Taehyung yang sedang memejamkan mata.

Andai dia bisa seperti itu.

Taehyung membuka matanya perlahan. Ia tak tidur. Hanya mencoba menikmati kebersamaannya bersama gadis yang dicintainya dalam diam.

“Maafkan aku.” Taehyung menatap manik mata gadisnya dengan intens. Merasa bersalah karena selama ini ia yang membuat gadisnya menangis.

Namun Jira hanya memperlihatkan senyum manis dengan mata sayunya. Tak apa ia mengantuk saat ini jika Taehyung akan selalu ada di sisinya.

“Kau tahu? Kita seperti ada dalam cerita Death Note.” Taehyung bersuara kembali. Matanya mengawang-awang tanpa melepas rangkulannya.

“Kau shinigami, orang yang mengetahui kematian seseorang. Dan aku seperti pemegang Death Note, membunuh siapapun yang aku mau.” Jelasnya. Jira menatap pria itu sejenak.

“Kau menyamakanku dengan makhluk aneh? Lagipula, kau tidak mem…bunuh orang sesukamu. Kau dibayar.” Jira mengecilkan suara pada kata terakhir. Ia sangat membenci pekerjaan Taehyung. Namun tetap saja ia berusaha agar tak menyinggung dan menyakiti hati kekasihnya.

Taehyung tertawa miris. Mengenang pekerjaannya yang menjauhi kata terpuji.

Namun di sisi lain ia senang, bisa melihat gadisnya tersenyum saat ini. Ketika gadis itu tersenyum, mata berkantung itu akan berubah menjadi garis kurva terbalik yang indah. Deretan giginya yang rapi terpampang. Walaupun pipinya sangat tirus namun gadis itu tetap gadis tercantik untuk Taehyung.

“Taehyung, aku masih bingung mengapa aku bisa seakan mem… mem-bunuh orang lain hanya dengan bermimpi?” Tanya gadis itu. Sulit baginya untuk mengatakan kata bunuh-membunuh dengan lancar. Traumanya begitu melekat sampai saat ini.

“Aku pun tak mengerti.” Balas Taehyung singkat. Serasa angkat tangan jika harus memberi jawaban dengan jawaban kosong ketika mendapati pertanyaan seperti itu.

“Kurasa ada yang aneh. Aku ingat betul awal mula terjadinya hal ini pada tanggal 3 Oktober. Apa kau tahu sesuatu tentang tanggal itu, Tae?” Jira masih asyik bertanya.

Namun tak ada yang menjawab. Hanya ada suara tetesan air dari kran tua berkarat dari kamar mandi. Taehyung bungkam. Tanggal yang disebutkan Jira mengarahkannya untuk bertemu lagi dengan memori setahun yang lalu. Tanggal itu membuatnya mengingat hal terburuk dalam hidupnya.

Taehyung melepas rangkulannya. Ia beranjak berdiri. Meninggalkan Jira yang masih berdiam di atas tempat tidur dengan posisi favoritnya. Ia memejamkan mata perlahan sembari menghembuskan napas pelan.

“Kau ingin makan apa? Aku akan mencari caramel macchiatto, kopi kesukaanmu.” Ujar Taehyung yang mencoba untuk tersenyum kembali.

“Apa kau sedang berusaha mengalihkan pembicaraan, Tae?”

“Oh baiklah.” Pria itu menghela napas berat. “Aku akan mencari tahu sesuatu tentang tanggal itu. Berusahalah tidak memimpikanku jika kau tertidur, aku akan segera mengetahui penyebabnya.” Jelas pria itu yang kini mulai mengambil jaket hitamnya yang dilengkapi satu bilah pisau tajam mungil di saku kanannya.

“Jadi, kau ingin makan apa?”

To Be Continued

A/N: Gimana ini pendapatnya? Sengaja dibikin pendek biar banyak yang kesel /dicolok/.

Seperti biasa, feel free to comment ya! ❤

7 thoughts on “[Chapter 2] Hold Me Tight

  1. aduuuh kenava pendek sekale bep? gua gigitin baru tau rasa :””
    masih ga ngerti knp Jira punya kemampuan kek gitu. pasti ada sesuatu di bulan oktober itu ><

Leave a comment